Lebih lanjut Bupati mengatakan, melalui Hari jadi ini sekaligus untuk refleksi dan instrospeksi kita dalam menata dengan melakukan kemajuan pembangunan untuk kesejateraan masyarakat. Termasuk pentingnya melestarikan budaya sendiri seperti pagelaran wayang di Pendopo ini, yang juga pagelaran wayang di semua kecamatan, serta parade seni. Artinya manivestasi nguri-uri budaya asli merasuki di Purworejo. “Maka siapapun nanti bupati yang memimpin Kabupaten Purworejo, harus ikut nguri-uri budaya sendiri, agar kesenian di Purworejo ini terjaga keberlangsungannya,” paparnya. Selain itu pemimpin Purworejo nanti untuk dapat membawa Purworejo lebih maju lebih sejahtera masyarakatnya, serta akan dibangun seperti apa, utamanya mampu merangkul semua masyarakat demi terus berjalannya pembangunan.

Bupati menjelaskan, budaya modern bukan berarti budaya kebarat-baratan. Tapi modern itu, dari yang tidak maju menjadi maju, dari yang tidak sejahtera menjadi sejahtera, dari yang tidak pinter menjadi pinter. Termasuk wayangan bukan kampungan, tapi kita ingin maju  dengan tetap mewarisi budaya luhur agar berperadaban. “Bisa kita saksikan langsung disini Shaza dan Gabriel warga negara Perancis yang ikut datang ke Purworejo mendampingi Dalang Ki Purbo Asmoro, untuk ikut mengiringi wayang dengan gamelan jawa. Ini menunjukan betapa luar biasanya budaya asli kita, hingga warga luar negeri belajar budaya gamelan jawa. Termasuk juga beberapa warga Amerika, Jepang, dan lainnya mencintai budaya asli kita,” tandas Bupati dengan semangat.

Pada Kesempatan itu Bupati yang akan purna masa tugasnya, memohon maaf dan memohon pamit kepada seluruh masyarakat Purworejo, dalam mengemban amanah selama lima tahun. Apabila dalam bersinergi dan bekerjasama terdapat kekurangan dan belum memuaskan semua masyarakat Purworejo. “ Ini akhir masa bhakti saya, sekitar setengah bulan lagi pada 30 Oktober ini, sudah lengser keprabon. Semoga amanah yang sudah saya laksanakan bermanfaat bagi masyarakat Purworejo. Untuk itu saya mohon maaf dan mohon doanya kepada seluruh masyarakat Purworejo, semoga dikemudian hari bermanfaat bagi masyarakat,” pinta Bupati yang langsung disambut ucapan amin dari para hadirin.

Resepsi yang dimeriahkan pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta itu, juga dihadiri Ketua DPRD, FKPD, Sekda, jajaran pimpinan, seniman, Ketua TP PKK, dan dinas instansi terkait. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan menyuguhkan lakon Parikesit Kawisudha, yang ditandai penyerahan tokoh wayang tersebut oleh Bupati kepada Dalang Ki Purbo Asmoro.
Sementara itu Ketua penyelenggara Drs.Muh Wuryanto MM mengatakan tujuan peringtan Hari Jadi ke 1114 Kabupaten Purworejo, menyediakan media apresiasi kepada masyarakat untuk menguingat kembali sejarah Kabupaten Purworejo, dan mengenang kembali jasa para pendahulu daerah. Juga melalui peringatan Hari Jadi ini, untuk memberikan semangat dan motivasi kepada segenap komponen masyarakat untuk lebih bisa meningkatkan kesejahteraan.

Dalam kesempatan itu Bupati juga menyerahkan piala bagi peraih prestasi antara lain kepada 21 warga Purworejo berprestasi di tingkat nasional. Mereka yang menerima penghargaan antara lain Risa Nurhayati (juara 1 tenis meja mahasiswa), Ndaru Muhammad Yahya (juara 1 lomba poster geografi), Firman Hidayat (juara 1 lomba kompetensi siswa), Rita Umami (Arsiparis Teladan 2), Tegar Syahrani (juara 2 tenis meja usia dini) dan Rendy Markus D (juara 2 festival sepakbola ASSBI).

Selain itu diserahkan juga penghargaan kejuaraan Parade Seni Tingkat Kabupaten Purworejo tahun 2015. Yakni, Penyaji Terbaik I, II dan III berurutan diraih oleh Kuda Kepang Turonggo Seto Desa Piji Bagelen, Kuda Lumping Langen Krido Manunggal dari Desa Purwosari Purwodadi, dan Kuda Lumping Karso Turonggo dari Desa Penungkulan Gebang. Sedangkan Penyaji Terbaik Harapan I, II dan III berurutan diraih oleh Kuda Lumping Turonggo Tresno Budoyo dari Desa Popongan Banyuurip, Dolalak Putri Dewi Pertiwi Desa Donorejo Kaligesing, dan Kuda Lumping Gati Melati Pengenrejo Purworejo.