PETILASAN NYAI BAGELEN

 

PETILASAN NYAI BAGELEN

Menurut cerita rakyat nama Bagelen itu sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu negeri Medangkamulan atau Medang Gele atau Pagelen yang memerintah negeri itu ialah Sri Prabu Kandiawan yang berputera lima orang yang masing-masing memerintah Negera Bagian. Putra sulung bernama Sri Panuwun, ahli dalam pengairan, pertanian dan pemerintahan dan memerintah Negara bagian Medang Gele,  yang akhirnya bernama Pagelen.

Kerajaan Medangkamulan adalah negeri yang aman, tentram dan makmur. Karena rajanya berlaku adil dan jujur. Sri Prabu Kadiawan meninggal dalam tahun yang ditandai dengan suryasengkala “RUPA TRI MUKSENG LEBU” yang berarti kurang lebih 1031 yang kemudian yang menggantikan ialah putranya yang sulung, Sri Panuwun.

Prabu Panuwun mempunyai dua orang anak, tetapi semuanya cacat. Maka sang Prabu bersedih dan selanjutnya bersemedi untuk memohon petunjuk. Akhirnya diperoleh suatu petunjuk gaib, bahwa ia harus pergi kesuatu sendang di Somolangu. Di daerah tersebut Sang Prabu Panuwun memperistri anak perempuan Kyai Somolangu. Dari perkawinannya itu dianugrahi seorang anak perempuan yang diberi nama “Raden Rara Wetan” yang kelak terkenal dengan nama “Nyai Bagelen” dan menjadi pewaris daerah Bagelen.