Akan Dijamas, Keris Brojol dan Keris Luk 11 Kyai Rumyang Diserahkan dalam Prosesi 'Kenduri' di Pendopo Agung

Purworejo - Suasana khidmat menyelimuti Pendopo Agung Kabupaten Purworejo pada hari Jumat, 12 Juli 2024. Dalam rangka memperingati tradisi leluhur yaitu Jamasan Tosan Aji, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo menggelar prosesi penyerahan pusaka secara simbolis. Prosesi ini dilaksanakan bersamaan dengan acara selamatan (kenduri).
Acara kenduri ini dilakukan untuk mendoakan keselamatan dan kelancaran prosesi jamasan pusaka. Pusaka yang diserahkan ini nantinya akan dimandikan dalam acara Jamasan Tosan Aji yang akan dilaksanakan pada malam harinya, sebagai tajuk acara Gendhing Setu Legi.
Pada kesempatan ini dua keris pusaka Museum Tosan Aji diserahkan secara simbolis oleh Asisten 1 Setda Purworejo Drs Bambang Susilo, kepada Juru Jamas Ki Teguh Wahyu Kuntoro SE. Dua bilah keris yag diserahkan yaitu Keris Lurus Brojol dan Keris Luk 11 Kyai Rumyang.
Selain dua pusaka tersebut, semua pusaka yang tersimpan di Museum Tosan Aji akan dijamas sebagai bentuk perawatan atau konservasi tosan aji, yaitu sejumlah 1.278 tosan aji. Dari ribuan pusaka yang ada, keris yang paling tua yaitu Luk 11 dan Keris Lurus Brojol.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan oleh Asisten 1 Setda Purworejo disebutkan bahwa acara ini digelar sebagai wujud melestarikan kebudayaan jawa yang adiluhung dan peninggalan para leluhur. Acara ini bisa juga dijadikan salah satu destinasi wisata.
"Seluruh komponen masyarakat dan pemerintah Kabupaten Purworejo punya kewajiban memelihara tradisi ini. Acara seperti ini bukan hanya merupakan urusan yang membidangi, tetapi juga menjadi wujud usaha seluruh warga masyarakat dalam melestarikan budaya," kata Bupati dalam sambutannya yang dibacakan oleh Bambang Susilo.
Bulan Syura merupakan salah satu bulan yang khusus dalam budaya Jawa. Di bulan ini pula, pusaka tosan aji dikeluarkan dari tempat penyimpanan, dan dibersihkan (dijamas). Jamasan sebenarnya juga memiliki arti membersihkan jiwa dan raga. Sebagai penghormatan kepada wujud yang nampak (pusaka) dan yang tidak nampak (jiwa).
Lebih dari sekadar membersihkan, jamasan tosan aji merupakan ritual suci yang bertujuan untuk merawat dan melestarikan pusaka-pusaka bersejarah ini. Dipercaya bahwa jamasan pusaka dapat memancarkan kembali energi positif dan makna spiritual yang terkandung dalam pusaka tersebut.
Kepala Dindikbud Wasit Diono SSos menyebutkan bahwa acara ini diselenggarakan untuk melestarikan budaya dalam wujud merawat benda-benda pusaka. Juga sebagai lambang mensucikan diri serta untuk menumbuhkan rasa semangat dalam mewujudkan Purworejo Mulyo melalui budaya.
"Seperti tradisi dan budaya setiap bulan Syuro, mengambil hari Jumat Kliwon, kami menyelenggarakan jamasan. Ini juga sebagai perlambang mensucikan diri di tahun baru," ujar Wasit Diono.
Disebutkan pula sumber dana dalam rangkaian acara Jamasan Tosan Aji ini yaitu dari APBD Dindikbud tahun 2024. Acara ini diselenggarakan sebagai salah satu bukti komitmen pemerintah dalam menjaga dan melestarikan budaya leluhur.
Selain penyerahan pusaka, juga dilakukan pemotongan tumpeng selamatan oleh Asisten 1 Setda Purworejo dan diserahkan kepada Kepala Dindikbud Wasit Diono SSos. Selanjutnya acara kenduri ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua FKUB Kabupaten Purworejo KH Habib Sholeh.
Setelah prosesi penyerahan pusaka selesai, Juru Jamas Ki Teguh Wahyu Kuntoro membawa kembali pusaka-pusaka tersebut ke Museum Tosan Aji, untuk persiapan dijamas pada acara Gendhing Setu Legi malam harinya.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari perangkat daerah, diantaranya Dinas Kominfostasandi, Dindikbud, dan Dinporapar. Serta dihadiri pula oleh Ketua FKUB Purworejo, Komunitas Tosan Aji, sejarawan dan budayawan.