Menjelang Puncak Musin Hujan, Pemkab Gelar Apel Siaga Bencana

Sedikitnya 750 pasukan yang terdiri dari TNI/Polri, BPBD, Satpol PP Damkar, Dihub, ORARI, hingga relawan bencana mengikuti Apel Siaga Bencana Tahun 2018 di Lapangan Desa Pituruh, Jum’at (23/11) pagi. Apel dipimpin oleh Komandan Kodim 0708 Letkol Infanteri Muchlis Gasim SH MSI dan dihadiri Ketua DPRD Luhur Pambudi ST MT, Sekda Drs Said Romadhon, perwakilan Forkopimda dan sejumlah pejabat OPD terkait.
Komandan Kodim 0708 Letkol Infanteri Muchlis Gasim saat membacakan sambutan Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM mengetakan, Apel Siaga Bencana 2018 merupakan suatu forum kegiatan antar lembaga pemerintah, non pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengumpulkan kapasitas daerah, sarana dan prasarana logistik termasuk sumber dana dari berbagai unsur, untuk menguji kemampuan dan ketrampilan dalam memobilitasi sumber daya serta pengoperasian sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
Dirinya berharap, apel siaga bencana ini bukan hanya kegiatan seremonial belaka, tetapi merupakan manifestasi kesiapan Pemerintah Daerah, TNI, Polri maupun berbagai komponen masyarakat dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi bencana.
“Kita semua menyadari, bahwa bencana alam memang tidak dapat ditolak. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana upaya kita semua untuk dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana tersebut atau yang biasa disebut dengan mitigasi bencana,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Dandim, hendaknya pihak-pihak terkait dapat memberikan berbagai informasi kepada warga, khususnya masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana. Sehingga masyarakat akan memahami apa-apa yang harus dilakukan, apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa awal musim hujan 2018/2019 akan terjadi pada Oktober-Desember 2018. Sedangkan puncak musim hujan khusunya di Purworejo diprediksi pada bulan Desember 2018-Januari 2019.
Dandim melanjutkan, wilayah Kabupaten Purworejo apabila ditinjau dari aspek geografis memiliki potensi terjadi bencana alam yang cukup tinggi, terutama tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan tsunami. Meskipun bencana tersebut tidak diharapkan, namun perlu untuk tetap siap siaga dan selalu waspada apabila sewaktu-waktu hal itu terjadi.
“Untuk itu perlu saya tegaskan bahwa penanggulangan bencana alam bukan hanya tugas Pemerintah Daerah, TNI, Polri, SAR maupun instansi terkait semata, namun kita semua harus menyadari, bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab kita bersama selaku masyarakat Kabupaten Purworejo,” tandasnya.
Menurutnya, semua pihak tidak boleh lengah dengan kondisi ini, sekalipun berada pada kondisi aman, namun perlu mengantisipasi melalui penyusunan rencana penanggulangan bencana yang baik (good disaster management plan) sebagai bentuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana.
Dikatakan, dalam kegiatan ini meliputi pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya, pelatihan atau simulasi siaga bagi setiap sektor, serta penyiapan sarana lainnya.
Dandim menambahkan, penanganan bencana yang tepat diharapkan dapat menimimalkan jumlah korban baik jiwa maupun material. Apabila perencanaan penanganan bencana telah tersusun dengan baik maka tindakan operasional pada saat terjadinya bencana dapat dilaksanakan dengan segera.
Lebih jauh Dandim menjelaskan, yang perlu dipersiapkan sebagai bentuk antisipasi meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana serta penyelamatan dan pemulihan sarana prasarana vital yang ada.