DWP Purworejo Gelar Dialog Interaktif Bahas Bahaya Pornografi Bagi Anak

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Purworejo, menggelar dialog interaktif membahas bahaya pornografi bagi generasi millenial. Acara ini melibatkan pengurus dan anggota DWP, serta pegiat pendidikan, bertempat di Aula Kantor DWP, Komplek Pendopo Bupati Purworejo, Sabtu (27/05/2023).
Dialog dengan tema ‘Stop Pornografi Mewujudkan Generasi yang Unggul’, mengundang narasumber, dari praktisi pendidikan, Sisilia Maryati Kardi, dan pengusaha sekaligus sosok orangtua, Anthony Steven Hambali. Sebagai moderator, yakni Kasubag Prokopim Setda Kabupaten Purworejo, Ulik Sri Widiatmi.
Ketua DWP Kabupaten Purworejo, Erna Setyowati, mengatakan, acara ini dilatar belakangi oleh semakin maraknya generasi Z yang terpapar dampak negatif kemajuan teknologi. Transaksi informasi yang semakin cepat dan dalam genggaman tangan, seringkali luput dari pengawasan orangtua dan para pendidik.
“Saat ini kita dihadapkan pada generasi Z, adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997-2012. Mereka sekarang berusia 8-23 tahun dan generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi,” kata Erna Said, sapaan akrabnya saat memberikan sambutan.
Ia menjelaskan, arti dari tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi, dapat diartikan bahwa generasi saat ini hampir berdampingan dengan teknologi sejak Ia dilahirkan. Mereka mengenal apapun melalui internet. Mencari tau apa yang mereka ingin tahu juga bersumber dari internet, yang mana internet juga memiliku dampak negatif seperti adanya konten pornografi.
“Pornografi bisa menjadi ancaman bagi remaja karena terdapat banyak pengaruh negatifyang ditimbulkan. Mulai dari kerusakan otak, gangguan emosi dan mental, dan dapat mengancam kehidupan masa depan,” ujarnya.
Erna Said, berharap kegiatan dialog ini dapat memberikan wawasan dan memperkaya referensi bagi orang tua khususnya ibu-ibu untuk menyikapi tumbuh kembang anaknya. Pasalnya, pengawasan dan kontrol remaja oleh orangtua dan tenaga didik menjadi bagian terpenting meminimalisir dampak pornografi bagi anak.
“Mari kita berkomitmen untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045. Penting bagi dunia pendidikan melakukan perubahan pola pikir. Pendidikan tidak sekedar dimaknai sebagai transfer akademik, melainkan dilengkapi dengan pendidikan karakter,” pungkasnya.
Sebagai praktisi pendidikan, Sisilia Maryati Kardi, menyoroti pentingnya peran orangtua dalam memberikan edukasi terhadap anak. Oerangtua juga perlu memahami psikologi anak, tidak sekedar melarang-larang kegiatan yang menurut orang tua tidak baik, pasalnya hal semacam ini justru berpotensi menjauhkan anak dari orang tuanya.
Sementara itu, Anthony Steven Hambali, menekankan supaya orang tua tidak tanu dengan persoalan anak, khususnya berkaitan dengan rasa keingintahuan anak terhadap seks. Orang tua harus mampu menjawab dan menjelaskan persoalan seksual kepada anak.