Bangun Destinasi Wisata, Bupati Tinjau Sejumlah Infrastruktur
"Kita ingin melihat jalan-jalan yang rusak, terutama jalan-jalan yang menuju daerah wisata. Kedepan kita ingin membangun destinasi wisata," kata Bupati usai meninjau beberapa ruas jalan rusak dan sejumlah infrastruktur di obyek wisata Pantai Jatimalang, Jumat (13/01).
Dikatakan, selain meninjau lokasi jalan-jalan rusak menuju lokasi wisata, Bupati juga berencana akan membangun destinasi wisata baru, dengan mengembangkan potensi yang selama ini belum tergarap sebagai wisata.
"Kita sudah melihat jalan-jalan yang rusak, baik rusak sedang maupun rusak berat. Juga tempat-tempat yang akan kita jadikan destinasi wisata. Seperti kampung apung di Desa Pejagran, Kecamatan Ngombol. Ada lorong mahoni serta wisata agro petik buah jambu di Desa Nampurejo, Kecamatan Purwodadi dan Pantai Jatimalang yang akan kita kembangkan," lanjutnya.
Kedepan, lanjut Bupati, Pantai Jatimalang akan dikembangkan secara serius dan tertata agar pemkab dapat menjual Pantai Jatimalang ini sebagai destinasi wisata unggulan. "Karena Januari besok sudah mulai grounbreaking pembangunan bandara internasional di Kulon Progo Yogyakarta. Dan kami berharap pada tahun 2020 nanti, seluruh destinasi wisata kita siap menerima kunjungan wisata," harapnya.
Dijelaskan juga bahwa konsep Jatimalang yang telah ada, akan didesain ulang dan akan ditata secara baik seperti pantai-pantai lain. Pihaknya juga akan mengebangkan bangunan-bangunan yang sudah tidak terpakai.
"Kita juga akan mengebangkan bangunan-bangunan yang sudah tidak terpakai. Seperti Balai benih udang, mau kita rubah menjadi sea word atau aquarium. Demikian pula kita akan menata ulang daerah disepanjang pantai jatimalang ini, akan kita tata bangunan dan sebagainya, agar masyarakat didalam berwisata menikmati pantai betul-betul membawa kesan," ujarnya.
Terkait proyek pembangunan sentra kuliner Pantai Jatimalang yang terbengkalai, Bupati mengatakan hal tersebut terjadi karena ketidakcermatan dalam menggunakan kontrantor.
“Inikan bukan proyek tunjukkan, tetapi sudah melalui lelang. Tetapi nanti kalau sudah tidak mampu menyelesaikan, ya sudah, nanti akan kita blacklist perusahaan yang sudah tidak mampu mengerjakan pekerjaan itu,” tandasnya.
Kedepan pihaknya akan lebih berhati-hati dalam memilih setiap kontraktor. Menurutnya, diperlukan komitmen dari kontraktor untuk bisa menyelesaikan pekerjaan yang diterimanya.
“Jangan seperti sekarang diopnam 80 persen, kemudian sisa 20 persen. Padahal sisa 20 persen itu untuk melanjutkan pekerjaan yang belum diselesaikan, pasti gak bisa. Kedepan tidak seperti itu. Maksimal dibayarkan 50 persen, selesai baru dibayar semuanya,” ungkapnya.
Namun demikian, pihaknya berharap kontraktor tetap dapat menyelesaikan sisa 20 persen pembangunan. Namun apabila anggaran sisa 20 persen tersebut dirasa kurang, pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengusulkan kekurangannya pada anggaran perubahan tahun 2017.
“Tetapi saya berharap sisa 20 persen dapat segera diselesaikan. Bila membutuhkan lebih dari 20 persen untuk menyelesaikannnya, akan kita usulkan pada anggaran perubahan 2017,” pungkasnya