Waspadai Warga Selama Liburan Agar Bebas Malaria
Tidak ada kasus malaria selama 8 bulan terakhir di Kabupaten Purworejo, Dinas Kesehatan (Dinkes) harus bisa konsisten dan menjaga hal tersebut setidaknya hingga 3 tahun. Ini untuk mendapatkan predikat sebagai kabupaten bebas malaria. Zero 8 bulan terakhir sudah baik, dan adanya penguatan yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo.
Ungkapan tersebut muncul pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 17 tentang Percepatan Eliminasi Malaria yang diadakan Dinkes Purworejo di Ruang Arahiwang, Jum'at (28/6). Rakor yang dibuka Wakil Bupati Yuli Hastutri SH, juga dihadiri Unsur Forkopimda, Kepala Dinkes dr Sudarmi MM, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Dr dr Irene, dan dinas intansi terkait.
Dalam sambutannya Wabup Yuli Hastuti SH mengatakan, Kabupaten Purworejo masuk dalam 4 kabupaten di Jawa Tengah yang belum bebas malaria. Selain Purworejo masih ada Kabupaten Banyumas, Banjarnegara dan Purbalingga. Untuk mencapai Eliminasi Malaria maka dalam suatu Kabupaten/Kota harus sudah tidak ada lagi kasus Malaria penularan setempat (indigenous) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. “Tahun 2018 di Purworejo masih ditemukan sebanyak 195 kasus Malaria penularan setempat, namun sampai dengan bulan Juni tahun 2019, dari 5 kasus malaria tidak ada kasus penularan setempat," ujarnya.
Maka diharapkan kepada masyarakat, lintas sektoral, dan ormas bersama-sama untuk berkomitmen dalam pengendalian malaria. Pengetahuan masyarakat meningkat terkait pengendalian malaria terutama pengamatan terhadap orang yang keluar masuk ke daerah endemis malaria. Dengan adanya Peraturan Bupati tentang percepatan eliminasi malaria ini, supaya dijadikan sebagai bentuk dukungan positif untuk eliminasi malaria di tahun 2022. Selain untuk mempercepat eliminasi malaria juga untuk membebaskan Kabupaten Purworejo dari malaria,” harap Yuli Hastuti.
Kepala Dinkes dr Sudarmi MM menjelaskan, penanganan malaria sudah melibatkan banyak elemen di Purworejo. Ini tidak hanya dikerjakan oleh Dinkes, namun ada banyak pihak yang dilibatkan sehingga pengawalannya berjalan dengan baik. “Kami mengundang 80 peserta untuk mendapatkan sosialisasi mengenai perbup percepatan penanganan malaria. Harapan kami, ini akan menjadi pedoman bagi semua unsur untuk memberantas malaria di Purworejo,”jelasnya.
Sementara itu Irene selaku narasumber mengaku, optimis upaya- upaya yang dilakukan Kabupaten Purworejo yang ditangani Dinkes untuk bebas malaria bisa terwujud. Hal yang harus dicermati yakni keluar masuk warga masyarakat ke Purworejo, apalagi saat ini merupakan liburan sekolah. “Yang harus diwaspadai seperi liburan seperti ini, karena biasanya ada warga yang keluar masuk ke Purworejo. Tidak menutup kemungkinan mereka membawa bibit malaria. Seperti halnya yang terjadi dalam Lebaran kemarin, perpindahan yang terjadi cukup tinggi. Namun penanganannya sudah berjalan sangat baik di Purworejo, yakni dengan melakukan pemeriksaan bagi warga yang datang. Tentu cara ini bisa terus dilakukan, sehingga bisa diantisipasi,” papar Irene.